
Foto Dok Pemprov Jabar
Oleh: Tempo.co
Rabu, 11 Oktober 2017 08:55 WIB
INFO JABAR- Pungutan liar atau pungli bisa terjadi, antara lain karena pelakunya tak paham agama, serta akibat gaya hidup konsumtif dan hedonis. "Maka yang harus dilakukan adalah membangun karakter aparatur sipil negara (ASN) yang baik, yang dapat dibangun dari sisi spiritual, juga sosial," kata Wakil Ketua I Pokja Pencegahan Tim Sapu Bersih Pungli Jawa Barat Sonny Samsu Adisudarma pada sosialisasi Satgas Saber Pungli, di Cirebon, Selasa, 10 Oktober 2017.
Menurut Sonny, faktor lain yang memicu terjadinya pungutan liar, yaitu keahlian dan pengetahuan yang kurang mendukung, serta lingkungan kerja yang tidak sehat. Pungutan liar berawal dari skala kecil, tapi akhirnya mengakar dan menimbulkan dampak besar. "Pungutan-pungutan yang tidak sesuai aturan, jangan sampai menjadi akar budaya, khususnya di instansi pelayanan publik, sehingga aparatur kehilangan jati dirinya sebagai pelayanan masyarakat," ujarnya.
Untuk mencegah merebaknya pungutan liar, kata Sonny, pihaknya rutin melakukan sosialisasi dan penyuluhan. "Sosialisasi untuk mempertajam pemahaman para aparatur terkait dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016, diharapkan dapat menuntun para aparatur sipil negara untuk kembali ke 'fitrah'-nya sebagai pelayan masyarakat,” ucapnya.
Sonny meminta para aparatur sipil negara bekerja secara profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. "Pekerjaan yang kita jalani adalah amanah Yang Maha Kuasa, kita jangan menghianati amanah Allah SWT," tuturnya.
Ketua Pelaksana Satgas Saber Pungli Jawa Barat Komisaris Besar Rusli Hedyaman mengungkapkan, hingga saat ini terdapat 205 kasus pungli, 127 kasus di antaranya dalam proses penyidikan, delapan kasus sudah lengkap berkasnya, dan tiga kasus telah divonis di pengadilan.
Rusli meminta masyarakat aktif dalam
mencegah pungutan liar. Bila mengetahui
terjadinya praktik pungli, masyarakat bisa menelepon ke (022) 422-4856, SMS
atau WhatsApp ke 082117323561, lewat e-mail saberpunglijabar@gmail.com, atau
lewat facebook serta Instagram @saberpunglijabar. (*)
sumber https://nasional.tempo.co/read/1023711/konsumtif-dan-hedonis-picu-terjadinya-pungli